Kamis, 28 Juni 2012

Pengertian Peradaban dan Kebudayaan



Dalam bahasa Indonesia, kata peradaban seringkali diberi arti yang sama dengan kebudayaan. Akan tetapi dalam bahasa inggris terdapat perbedaan pengertian antara kedua istilah tersebut, yakni istilah civilization untuk peradaban dan culture untuk kebudayaan. Demikian pula untuk bahasa arab, dibedakan antara kata tsaqofah (kebudayaan), kata hadlarah (kemajuan), dan kata tamadun (peradaban), bahkan dalam bahasa melayu istilah tamaddun dimaksud untuk menyebut keduanya. Antara dua istilah tersebut memang berbeda dalam pemaknaan dan penerjemahannya. Istilah cultur dalam bahasa jerman, diterjemahkan dalam bahsa inggris dengan civitization, karena kata cultur dalam bahasa jerman itu bersifat lebih inklusif daripada culture dari bahasa inggris.
Pengertian peradaban dibedakan secara cukup jelas oleh A.A.A.Fyzee menurutnya, peradaban (civilization) dapat diartikan dalam hubungannya dengan kewarganegaraan karena kata itu diambil dari kata civies (latin) atau civil (inggris) yang berarti menjadi seorang warga negara yang berkemajuan. Dalam hal ini peradaban dapat diartikan menjadi dua cara: 1. Proses menjadi berkeadaban, dan 2. Suatu masyarakat manusia yang sudah berkembang atau maju. Berdasarkan pengertian terakhir, suatu peradaban ditunjukan dalam gejala-gejala lahir, misalnya memiliki kota-kota besar, masyarakat telah memiliki keahlian di dalam industri (pertanian, pertambangan, pembangunan, pengangkutan, dsb), memiliki tertib politik dan kekuasaan, dan berdidik dalam kesenian yang indah-indah.
Adapun kebudayaan diartikan sosiologis di satu sisi dan bersifat antropologis di sisi lain. Istilah kebudayaan (culture) pada dasarnya diartikan sebagai cara mengerjakan tanah, memelihara tumbuh-tumbuhan, dan diartikan pula melatih jiwa dan raga manusia. Untuk sampai tingkat kebudayaan didukung oleh proses melatih dan mengembangkan cipta, karsa, rasa manusia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa culture adalah civilization dalam arti perkembangan jiwa.Para sarjana sosiologi mengartikan istilah culture lebih luas lagi. Tylor misalnya mendefinisikan cultur sebagai berikut: “culture .. is that complex which includes knowlogde, belief, art, moral, law, custom, and any capabilities and habits acquired by man as member of society”, definisi ini memberikan pemahaman bahwa kebudayaan dapat dilihat sebagai sebuah system yang terdiri atas ide-ide atau gagasan, atau kelakuan social, dan benda-benda kebudayaan. Begitu luasnya unsur-unsur kebudayaan itu dapat ditemukan di semua perkembangan peradaban dunia. Demikian unsur-unsur kebudayaan itu juga mencakup seluruh kebudayaan makhluk manusia dan menunjukkan ruang lingkup dari kebudayaan serta isi dari konsepnya. Akan tetapi, bila dihubungkan secara fungsional antara kebudayaan dan usaha-usaha manusia dalam kehidupan kemasyarakatan, maka kebudayaan dapat dilihat sebagai pengetahuan manusia yang digunakan untuk menginterpretasi dan memahami lingkungan yang dihadapi sebagai pedoman untuk bertindak sesuai dengan lingkungannya itu. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kebudayaan adalah blueprint bagi kehidupan manusia.
Bila pemahaman kita di sini akan ditekankan kepada makna peradaban, maka pendapat Voltaire (1694-1778) menarik untuk diperhatikan. Menurut tokoh ini, sebuah bentuk kehidupan disebut beradab dengan ukuran civilize, politesse, raffinement, humanite. Peradaban adalah gabungan dari semangat dan sikap serta cara-cara yang menuntun kehidupan social dan perilaku masyarakat. Senada dengan pandangan Voltaire itu, Burchared dalam karyanya The civilization of Renaissance in Italy, menjelaskan peradaban italia dengan menunjukkan ciri-ciri berfikir dan pola-pola motivasi orang-orang italia itu pada abad 14-15, dan 16. Kajian peradaban lebih dipusatkan pada studi tentang “jiwa” dan ”budaya” Renaissance, bukan tentang evolusi ekonomi, politik, institusi keagamaan, perkembangan intelektual, dan kegiatan-kegiatan artistik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar