Dalam
bahasa Indonesia, kata peradaban seringkali diberi arti yang sama dengan
kebudayaan. Akan tetapi dalam bahasa inggris terdapat perbedaan pengertian
antara kedua istilah tersebut, yakni istilah civilization untuk peradaban dan
culture untuk kebudayaan. Demikian pula untuk bahasa arab, dibedakan antara
kata tsaqofah (kebudayaan), kata hadlarah (kemajuan), dan kata tamadun
(peradaban), bahkan dalam bahasa melayu istilah tamaddun dimaksud untuk
menyebut keduanya. Antara dua istilah tersebut memang berbeda dalam pemaknaan
dan penerjemahannya. Istilah cultur dalam bahasa jerman, diterjemahkan dalam
bahsa inggris dengan civitization, karena kata cultur dalam bahasa jerman itu
bersifat lebih inklusif daripada culture dari bahasa inggris.
Pengertian
peradaban dibedakan secara cukup jelas oleh A.A.A.Fyzee menurutnya, peradaban
(civilization) dapat diartikan dalam hubungannya dengan kewarganegaraan karena
kata itu diambil dari kata civies (latin) atau civil (inggris) yang berarti
menjadi seorang warga negara yang berkemajuan. Dalam hal ini peradaban dapat
diartikan menjadi dua cara: 1. Proses menjadi berkeadaban, dan 2. Suatu
masyarakat manusia yang sudah berkembang atau maju. Berdasarkan pengertian
terakhir, suatu peradaban ditunjukan dalam gejala-gejala lahir, misalnya
memiliki kota-kota besar, masyarakat telah memiliki keahlian di dalam industri
(pertanian, pertambangan, pembangunan, pengangkutan, dsb), memiliki tertib
politik dan kekuasaan, dan berdidik dalam kesenian yang indah-indah.
Adapun
kebudayaan diartikan sosiologis di satu sisi dan bersifat antropologis di sisi
lain. Istilah kebudayaan (culture) pada dasarnya diartikan sebagai cara
mengerjakan tanah, memelihara tumbuh-tumbuhan, dan diartikan pula melatih jiwa
dan raga manusia. Untuk sampai tingkat kebudayaan didukung oleh proses melatih
dan mengembangkan cipta, karsa, rasa manusia. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa culture adalah civilization dalam arti perkembangan jiwa.Para sarjana
sosiologi mengartikan istilah culture lebih luas lagi. Tylor misalnya
mendefinisikan cultur sebagai berikut: “culture .. is that complex which
includes knowlogde, belief, art, moral, law, custom, and any capabilities and
habits acquired by man as member of society”, definisi ini memberikan pemahaman
bahwa kebudayaan dapat dilihat sebagai sebuah system yang terdiri atas ide-ide
atau gagasan, atau kelakuan social, dan benda-benda kebudayaan. Begitu luasnya
unsur-unsur kebudayaan itu dapat ditemukan di semua perkembangan peradaban
dunia. Demikian unsur-unsur kebudayaan itu juga mencakup seluruh kebudayaan
makhluk manusia dan menunjukkan ruang lingkup dari kebudayaan serta isi dari
konsepnya. Akan tetapi, bila dihubungkan secara fungsional antara kebudayaan
dan usaha-usaha manusia dalam kehidupan kemasyarakatan, maka kebudayaan dapat
dilihat sebagai pengetahuan manusia yang digunakan untuk menginterpretasi dan
memahami lingkungan yang dihadapi sebagai pedoman untuk bertindak sesuai dengan
lingkungannya itu. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kebudayaan adalah blueprint
bagi kehidupan manusia.
Bila
pemahaman kita di sini akan ditekankan kepada makna peradaban, maka pendapat
Voltaire (1694-1778) menarik untuk diperhatikan. Menurut tokoh ini, sebuah
bentuk kehidupan disebut beradab dengan ukuran civilize, politesse,
raffinement, humanite. Peradaban adalah gabungan dari semangat dan sikap serta
cara-cara yang menuntun kehidupan social dan perilaku masyarakat. Senada dengan
pandangan Voltaire itu, Burchared dalam karyanya The civilization of
Renaissance in Italy, menjelaskan peradaban italia dengan menunjukkan ciri-ciri
berfikir dan pola-pola motivasi orang-orang italia itu pada abad 14-15, dan 16.
Kajian peradaban lebih dipusatkan pada studi tentang “jiwa” dan ”budaya” Renaissance,
bukan tentang evolusi ekonomi, politik, institusi keagamaan, perkembangan
intelektual, dan kegiatan-kegiatan artistik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar