Shalat
lima waktu merupakan suatu kewajiban yang harus di tegakan oleh setiap muslim
yang sudah akil baligh baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan sehat
maupun sakit. Dasar kewajiban shalat ini adalah al-qur’an dan hadist.
1.
Al-Qur’an
( (٤٣ وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ
وَٱرۡكَعُواْ مَعَ ٱلرَّٲكِعِينَ
“Dan
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat”
(QS. Al-Baqarah: 43)
2.
Hadist
B.
Kedudukan Shalat dalam Islam
Shalat
mulai diwajibkan pada saat Nabi Muhammad saw. melaksanakan isra’ mi’raj, yakni satu
tahun sebelum berhijrah ke madinah. Pada mulanya shalat di wajibkan kepada umat
nabi Muhammad sebanyak lima puluh kali dalam sehari semalam akan tetapi, atas
saran nabi musa as beliau memohon keringanan kepada Allah sehingga salat
menjadi lima waktu dalam sehari semalam.[1]
Dalam
islam shalat menempati kedudukan yang amat penting sebagai salah satu rukun
islam dari rukun islam yang lima.
Selain
itu, shalat juga mempunyai kedudukan yang sangat menentukan, yaitu menentukan
diterima atau tidaknya amal manusia. Hal ini dinyatakan dalam sebuah hadis :
اِنَّ اَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَلَاتُهُ فَاِنْ قُبِلَتْ تُقُبِّلْ عَنْهُ سَائِرُ عَمَلِهِ
وَ اِنَّ رُدَّتْ عَنْهُ سَائِرُ عَمَلِه (رواه الطبرانى)
“Sesungguhnya amal manusia yang paling pertama
kali dihisab (diperiksa) pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya
diterima, maka diterima pula amal yang lain. Dan jika shalatnya ditolah, maka
ditolak pula amalnya yang lain.”
(H.R. Thabrani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar