Selasa, 24 Juli 2012

SHALAT


A.    Dasar Kewajiban Shalat
Shalat lima waktu merupakan suatu kewajiban yang harus di tegakan oleh setiap muslim yang sudah akil baligh baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan sehat maupun sakit. Dasar kewajiban shalat ini adalah al-qur’an dan hadist.
1.      Al-Qur’an
                 ( (٤٣  وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرۡكَعُواْ مَعَ ٱلرَّٲكِعِينَ
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat” (QS. Al-Baqarah: 43)
2.      Hadist
B.     Kedudukan Shalat dalam Islam
Shalat mulai diwajibkan pada saat Nabi Muhammad saw. melaksanakan isra’ mi’raj, yakni satu tahun sebelum berhijrah ke madinah. Pada mulanya shalat di wajibkan kepada umat nabi Muhammad sebanyak lima puluh kali dalam sehari semalam akan tetapi, atas saran nabi musa as beliau memohon keringanan kepada Allah sehingga salat menjadi lima waktu dalam sehari semalam.[1]
Dalam islam shalat menempati kedudukan yang amat penting sebagai salah satu rukun islam dari rukun islam yang lima.
Selain itu, shalat juga mempunyai kedudukan yang sangat menentukan, yaitu menentukan diterima atau tidaknya amal manusia. Hal ini dinyatakan dalam sebuah hadis :
اِنَّ اَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَلَاتُهُ فَاِنْ قُبِلَتْ تُقُبِّلْ عَنْهُ سَائِرُ عَمَلِهِ وَ اِنَّ رُدَّتْ عَنْهُ سَائِرُ عَمَلِه (رواه الطبرانى)
“Sesungguhnya amal manusia yang paling pertama kali dihisab (diperiksa) pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya diterima, maka diterima pula amal yang lain. Dan jika shalatnya ditolah, maka ditolak pula amalnya yang lain.” (H.R. Thabrani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar